Senin, 15 September 2014

Cerita Kematian

“Bu, kita mau kemana?” “aku, harus latihan drama pagi ini.”
“ikut saja, kita akan melihat adegan terakir ayahmu.”
“wah aku ingin seperti ayah jadi actor yang hebat”
Mestinya dia mengambil peran seperti habibie ketika di tinggal ainun atau seprerti rose yang kehilangan jack. Tapi dia memilih bertingkah seperti snow white yang ingin menemui pangeran.


***
mungkin tadi pagi langit lupa bersolek, ia tampak pucat siang ini. Setting sangat mendukung keadaannya. Tapi dia selalu berharap jalan yang berlatar hujan hingga ia bisa mejatuhkan air matanya bersama tetes hujan. Ia tak mau memperlihatkan sedih habibie ketika kehilangan ainun kepada anaknya.
Setting tempatpun berubah.
“ayah hebat ya bu”
Wajahnya nanar tersenyum ke anaknya, mengiyakan.
“waah, riasan dan busananya bagus bu. Tampak seperti polisi beneran”
“tak sabar aku melihat kostum ayah”
Ibunya tak masuk panggung. Ia membiarkan anaknya sendiri berdialog dengan ayahnya. Ia tak kuasa ia tak mampu memerankan rose.
“ayah…”
Ia melihat ayahnya sudah ada dalam ceritanya. Duduk memar di balik dinding kaca.
“ayah hebat, ayah hebat” “peran apa ini ayah?”
“ayah yong goo” ia menjawab seolah ia ayah pemeran utama dalam miracle in cel no. 7.
Anaknya mengangguk kagum.
“ayah aku ingin seperti ayah. Actor yang hebat”
Jalan ceritanya tak lagi dialog ayah dan anak. Kini menjadi monolog seorang anak.
“ aku sudah bisa berakting seperti Cinderella”
“aku bisa berdansa seperti putrid inggris”
“semua aku bisa. Aku akan ke holywood dan melebihi ayah”
Ayahnya tersenyum namun menangis.
Kini saatnya ibu dan anak meninggalkan cerita. Ibunya menghampiri anaknya. Ia tak kuasa melihat wajah suaminya. Dalam hatinya
“tuhan mengapa kau beri cobaan ini. Mengapa suamiku harus memerankan pep. Anjing yang dituduh membunuh kucing. Ini tak lebih dari fitnah” “aku sudah tak berdaya tak mungkin aku mengubah jalan ceritanya”
***
Ini klimaksnya
3 polisi berdiri pada tempatnya. Menembak tepat dijantungnya. inilah cara yang buruk untuk mengakiri cerita ini.

surabaya, 16 september 2014. 
untuk yang sedang mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar